Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan. Penyakit infeksius yang disebabkan oleh Foot and Mouth Disease Virus (FMDV) ini menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kuda, kambing, domba, kerbau, dan babi. Penyebaran virus ini terjadi dengan sangat cepat dan memiliki tingkat morbiditas yang hampir mencapai 100%.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan. Penyakit infeksius yang disebabkan oleh Foot and Mouth Disease Virus (FMDV) ini menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kuda, kambing, domba, kerbau, dan babi. Penyebaran virus ini terjadi dengan sangat cepat dan memiliki tingkat morbiditas yang hampir mencapai 100%.
Penyebaran dan Gejala PMK
PMK menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui makanan, minuman, serta alat-alat yang tercemar virus. Selain itu, lalu lintas hewan, produk ternak, serta kendaraan dan benda yang terkontaminasi juga berkontribusi dalam penyebaran virus ini. Meskipun PMK bukan penyakit zoonosis dan tidak dapat menular ke manusia, penyakit ini menyebabkan dampak serius pada ternak. Berikut gejala dan dampak PMK berdasarkan jenis ternak:
Jenis Ternak | Gejala Umum | Dampak |
Sapi | Demam, nafsu makan turun, hipersaliva, radang pada mulut dan lidah, lepuh-lepuh pada kuku, puting dan ambing (sapi betina) | Kurus, produksi susu menurun, keguguran, hingga kematian |
Kambing | Demam, lepuh pada gusi, permukaan lidah, dan diantara teracak kaki dan korona kuku | Biasanya ringan |
Domba | Lesu, pincang kaki, lepuh pada mulu, lidah dan gusi | Sangat ringan |
Babi | Kepincangan, hipersaliva, lepuh pada kuku yang terkelupas, lepuh pada moncong, mulut, puting, dan kulit ambing | Keguguran pada babi betina, hingga kematian (biasanya pada babi muda) |
Dampak Ekonomi & Pencegahan
Meskipun daging dan susu dari ternak yang terinfeksi PMK tetap aman dikonsumsi, kualitas dan komposisinya dapat berubah. Produksi susu dapat menurun hingga 5-8% akibat penyakit ini. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk mengurangi penyebaran dan dampak PMK. Berikut strategi utama dalam pengendalian PMK:
Tindakan Biosekuriti
- Isolasi dan Karantina: Hewan yang terinfeksi harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus. Dalam kondisi tertentu, pemerintah dapat memberlakukan kebijakan lockdown dan menutup lalu lintas perdagangan ternak.
- Desinfeksi dan Pengobatan Simptomatik: Peternak harus rutin membersihkan kandang dan peralatan menggunakan desinfektan seperti kapur mati dan sabun. Pengobatan simptomatik dapat dilakukan dengan antiseptik pada mulut, ramuan herbal, analgesik, dan pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Vaksinasi: Vaksinasi pada sapi menjadi langkah efektif dalam pemberantasan PMK guna mencapai herd immunity (kekebalan komunitas). Tahun 2025, Kementan menyiapkan 4 juta dosis vaksin PMK yang akan didistribusikan secara bertahap ke 25 provinsi dengan kasus PMK. Distribusi vaksin dilakukan secara bertahap sesuai permintaan dinas provinsi. Kementan menargetkan 400.000 dosis didistribusikan pada Januari, 1,2 juta dosis pada Februari, dan 400.000 dosis lagi pada Maret. Sedangkan alokasi 2 juta dosis lagi direncanakan untuk vaksinasi periode kedua pada Juli hingga September 2025.
Praktik Manajemen
- Mandi Kaki: Rendaman kaki dengan tembaga sulfat dapat membantu mengurangi dermatitis digital dan erosi tanduk tumit.
- Kondisi Kandang: Menjaga kebersihan kandang dan mengatur kepadatan ternak dapat menekan penyebaran penyakit.
- Penggembalaan: Hewan yang sehat sebaiknya ditempatkan di area yang kering dan diberikan pakan yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Pemantauan
- Pemeliharaan: Rutin menjaga kebersihan kandang ternak, memberikan pakan dan asupan vitamin, dan membatasi orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam kandang.
- Pemeriksaan Kesehatan: Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ternak untuk mendeteksi dini penyakit.
- Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Kolaborasi antara peternak, industri, dan pemerintah diperlukan untuk pengelolaan penyakit yang lebih efektif.
Dengan penerapan langkah-langkah pencegahan, diharapkan wabah PMK dapat dikendalikan dan dampaknya terhadap peternakan dapat diminimalisir.